Boarding - Asrama - Pesantren


Ya, tiga kata diatas adalah bermakna sama, hanya kesan pengucapan saja yang berbeda. 
Intinya 3 kata diatas adalah konsep sekolah yang muridnya tidak pulang setiap hari. Ada yang pulang tiap weekend, ada yang pulang sebulan sekali, bahkan ada yang pulang setiap libur semester saja.

Boarding - Asrama - Pesantren, belakangan ini menjadi tren bagi orang tua yang mencari sekolah untuk anaknya. Ada yang dimulai dari anak usia SD, usia SMP atau usia SMA. Boarding - Asrama - Pesantren ini, biasanya sekolah yang berbasis keagamaan. Walau sama berbasis keagamaan, tapi banyak perbedaan antara sekolah satu dengan yang lainnya. Ada yang memang memfokuskan dengan hafalan Quran atau yang berimbang antara pendidikan umum dan pendidikan agama, walau porsi agamanya tetap lebih besar.

Kalau dulu saat kakak Izza memutuskan ingin masuk tipe sekolah seperti ini, yang saya lakukan adalah survey dan mencari info sebanyak-banyaknya. Dari awal mencari sekolah anak, yang kami lakukan selalu survey bersama sang anak, dan berdiskusi, selanjutnya membiarkan anak memilih yang diinginkannya. 

Yang penting disiapkan jika anak memilih sekolah seperti ini, adalah MENTAL. Bukan hanya Mental si anak, tapi mental orang tua juga. Paling kerasa itu adalah berjauhannya dengan anak, menenangkan hati yang kangen dengan anak, dan anak yang kangen dengan orang tua. Kangen ini bisa berakibat, sekolah anak tidak tuntas, dan akhirnya memutuskan keluar. 

Paling penting lagi adalah pastikan tujuan anak  memilih sekolah berbasis Boarding - Asrama - Pesantren ini apa. Dengan yakin sama tujuan anak, sedikit banyak akan membuat anak dan kita sebagai orang tua, saling membantu menguatkan untuk mengejar tujuannya tercapai. Jikalau memasukan ke sekolah berbasis Boarding - Asrama - Pesantren ini adalah pilihan orang tua, jangan sampai anak merasa "terbuang" dari keluarga. 

Selanjutnya, tetap menjalin komunikasi dengan anak. Memang memasukan anak ke sekolah berbasis Boarding - Asrama - Pesantren membuat komunikasi langsung dengan anak agak terhambat. Tapi, tetap komunikasi ini bisa kita lakukan dengan para Pengurus Kamar Asrama. Tetap aktif bertanya kondisi anak, kesulitan anak, dan lainnya. Sehingga, saat jadwal komunikasi dengan anak atau saat kita melihat ke asrama, kita sebagai orang tua tetap update dengan kegiatan anak. 

Eh, tulisan ini hanya share sedikit saja, berdasarkan perasaan saat sang anak memutuskan sendiri untuk kelanjutan sekolahnya, 2 tahun lalu saat mau masuk SMP. 

Comments

Popular posts from this blog

PUISI ANAKKU by Ratih Sang

Tantangan KBB - Merigue

Mencari Sekolah Bidadariku